Prescom pelepasan kloter 12 jamaah haji NTB 


Mataram, CatatanNTB.com - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) NTB, H. Zamroni Aziz, meminta petugas haji bekerja ekstra dan aktif berkomunikasi dengan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi dalam mengantisipasi dampak buruk dari pemberlakuan sistem layanan berbasis syarikah yang diterapkan oleh pemerintah Arab Saudi pada musim haji tahun 2025.


"Jadi kami meminta seluruh petugas terutama ketua kloter agar dari awal melakukan mitigasi jamaah yang terpisah dengan kloternya. Harus bekerja extra, lakukan komunikasi dengan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Arab Saudi untuk melihat kondisi jamaah," tegas H. Zamroni Aziz.


Sistem syarikah yang diterapkan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 ini mendapat keluhan dari sejumlah jamaah. Semua pihak dibuat kegagapan dengan sistem baru tersebut. Namun, Zamroni memastikan seluruh jamaah haji dari NTB akan terlayani dengan baik.


"Yang jelas semua jamaah akan terlayani dengan baik. Jadi yang perlu adalah komunikasi dan konsolidasi dengan baik," sambungnya.


Dijelaskan Zamroni, pemberlakuan layanan berbasis syarikah itu di luar pengetahuan dan bukan menjadi domain Kemenag. Kemenag hanya mengajukan nama seluruh jamaah yang berhak melunasi kemudian diajukan semua visanya.


"Jadi syarikah itu bertanggung jawab agar semua jamaah bisa terurus. Cuman persoalannya adalah kadang-kadang dalam satu kloter ada dua syarikah. Nah ini kan dibutuhkan komunikasi petugas yang ada terutama yang menyertai jamaah untuk berkomunikasi dengan semua PPIH, Daker termasuk dengan syarikahnya," pungkasnya.