Siswa -siswi SMAN 1 Gerung ikuti sosialisasi FKUB NTB 


Lombok Barat, CatatanNTB.com - Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Nusa Tenggara Barat (NTB) gencarkan sosialisasi di sekolah untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada siswa-siswi tentang resiko pernikahan di bawah umur dan pernikahan beda agama. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan sejak dini dan antisipasi memasuki momen libur sekolah.


"Sosialisasi ini kami lakukan sebagai upaya memberikan pemahaman kepada siswa-siswi, agar tidak terjerumus pada pernikahan usia anak atau di bawah umur serta tidak terjebak pada pernikahan beda agama, karena tindakan tersebut berdampak pada administrasi dan memicu konflik sosial di tengah masyarakat," ungkap Ketua FKUB Provinsi NTB, Dr. Buya Subki Sasaki.(19/6/25)


Kegiatan ini menyasar sekolah menengah atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA), karena berdasarkan pantauan merupakan masa yang rentan terjadi pernikahan di bawah umur. "Kegiatan ini sengaja kita lakukan di saat memasuki liburan sekolah, agar siswa atau anak-anak dapat memahami dengan kesadaran sendiri, dampak dan resiko jika melakukan hal tersebut," ujarnya.


Kepala Sekolah SMAN 1 Gerung Lombok Barat, M. Ridwan Helmy, menyambut baik kegiatan sosialisasi dari FKUB ini. "Kami pihak sekolah sangat mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang dilakukan FKUB NTB ini, kami berharap kegiatan serupa terus dilakukan, karena sangat dibutuhkan bagi siswa-siswi SMA, yang masih dalam masa-masa labil dan mudah terpengaruh," jelasnya.


Siswa-siswi yang hadir mengikuti sosialisasi ini, seperti Filsafat Nur Muhammad dan Leni Maharani, mengaku bahwa dengan adanya sosialisasi dan edukasi ini dapat mengetahui berbagai resiko dan bahaya melakukan pernikahan di bawah umur dan beda agama. "Dengan mengikuti sosialisasi ini, kami jadi tahu kenapa dilarang melakukan pernikahan di bawah umur dan pernikahan beda agama. Banyak resiko yang ditimbulkan dan jadi faham maksudnya," ujarnya.


FKUB NTB berharap bahwa dengan adanya kegiatan ini, siswa-siswi dapat memahami dampak negatif dari pernikahan di bawah umur dan pernikahan beda agama, serta dapat memicu persoalan sosial di tengah masyarakat.


"Diharapkan juga bagi siswa -siswi yang ikut sosialisasi agar menyampaikan juga pesan yang didapat, kepada teman -teman di sekolah maupun di lingkungan rumah nantinya", tutupnya