Menu MBG di SDN 1 Telagawaru Lobar 



Lombok Barat, CatatanNTB.com – Puluhan ompreng Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 1 Telagawaru, Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, terbuang sia-sia karena tidak disantap habis oleh para siswa. Kondisi itu terungkap saat Satuan Tugas (Satgas) Koordinasi dan Percepatan MBG Kabupaten Lombok Barat melakukan kunjungan lapangan, Jumat (3/10/2025).


Menu yang disajikan salah satu penyedia jasa pengolahan pangan sekolah (SPPG) berupa roti tawar dengan saus tomat kemasan, sepotong ayam fillet, serta sayur kacang dan buncis rebus. Dari ratusan ompreng yang disiapkan, baru sekitar 50 persen dibagikan, sementara sisanya tidak tersentuh.


“Kemungkinan anak-anak kurang suka dengan roti dan sayur, jadi banyak yang tidak dimakan,” kata Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Dikbud Lombok Barat, Heny Murdiati, saat mendampingi kunjungan.


Sekretaris Daerah Lombok Barat, H. Ilham, meminta guru ikut berperan dalam mengedukasi siswa mengenai pentingnya gizi.

“Peran guru sangat penting untuk memantik selera anak-anak agar mau menyantap makanan, terutama sayur-mayur yang memiliki kandungan gizi tinggi,” ujarnya.


Ketua Satgas MBG Kab. Lobar H. Saepul Ahkam, sedang monitor proses penyaluran MBG



Sementara itu, Ketua Satgas MBG Lobar, H. Saepul Akhkam, menilai menu yang disajikan tidak menggugah selera anak-anak.

“Bagaimana anak-anak mau menikmati MBG jika menunya seperti itu? Jangan hanya sekadar menggugurkan kewajiban dengan memperhitungkan gizi. Kalau tidak dimakan, ya mubazir,” tegasnya.


Ia pun meminta pihak sekolah mengembalikan sisa makanan kepada SPPG agar mendapat evaluasi.

“Biar mereka tahu makanan tidak dimakan karena tidak disukai,” tambahnya.


Kondisi berbeda terlihat di SDN 2 Montong Are. Di sekolah itu, MBG berupa nasi putih, ayam kecap, sayur, dan susu disantap habis oleh para siswa.


Sekda Ilham juga mengingatkan SPPG memperhatikan standar waktu penyajian sesuai aturan Kemenkes.

“Makanan tidak boleh dibiarkan lebih dari tiga jam sejak matang, karena berpotensi terkontaminasi. Ini harus dipatuhi,” tegasnya.


Ia mengungkapkan, baru-baru ini ada laporan makanan MBG di sebuah madrasah ditemukan berbelatung. “Untungnya cepat disadari. Bayangkan kalau sampai dikonsumsi anak-anak, bisa berakibat fatal,” ujarnya.


Dalam sidak hari itu, Satgas mengunjungi tiga dapur SPPG dan dua sekolah penerima. Dari hasil pemantauan, dua SPPG beroperasi normal, sementara satu lainnya berhenti sementara.


“Kami akan rutin melakukan sidak dan evaluasi. Program MBG ini sangat mulia, jangan sampai salah prosedur dan justru membahayakan anak-anak,” pungkas Ilham. (Red)