BRIDA NTB Bersama BRIN kegiatan pemaparan hasil riset Halophilic 

Mataram, CatatanNTB.com – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Nusa Tenggara Barat menerima kunjungan tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam rangka pemaparan hasil riset peningkatan kualitas garam di Kabupaten Lombok Timur, Jumat (5/12/2025). Kunjungan ini disambut langsung oleh Kepala BRIDA NTB bersama Koordinator Pokja Sosial dan Kependudukan.


Dalam pemaparannya, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN, Prof. Ekowati Chasanah, menjelaskan terobosan riset peningkatan kualitas garam melalui pemanfaatan bakteri halophilic. Teknologi berbasis mikroorganisme ini dinilai mampu menjawab persoalan klasik garam lokal yang selama ini berkualitas rendah dan sulit bersaing di pasar nasional.


“Selama ini produksi garam kita cukup banyak, tetapi kualitasnya rendah—kotor dan cenderung gelap. Dengan bakteri halophilic, garam menjadi putih bersih tanpa penggunaan bahan kimia,” jelas Prof. Ekowati. Ia menegaskan bahwa metode organik ini lebih aman, lebih sehat, dan mampu memberikan nilai tambah signifikan bagi petambak.


Tak hanya meningkatkan kualitas, teknologi berbasis bakteri halophilic juga terbukti meningkatkan produktivitas hingga dua kali lipat. BRIN telah melakukan uji coba lapangan di sejumlah tambak garam di Lombok Timur dengan melibatkan kelompok petambak setempat. Hasilnya sangat positif: garam lebih bersih, proses produksi lebih efisien, dan kuantitas panen meningkat tajam.


“Secara lapangan, hasilnya luar biasa. Produksi naik, kualitas garam jauh lebih baik,” ungkap tim peneliti BRIN.


Kepala BRIDA NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., MH, menyampaikan apresiasi mendalam atas riset tersebut. Ia mendorong BRIN bersama BRIDA kabupaten/kota melakukan diseminasi teknologi agar inovasi ini dapat diterapkan secara luas di seluruh sentra garam NTB.


“Target kita bukan hanya menghasilkan prototipe, tetapi memastikan teknologi ini bisa dimasalkan untuk memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” tegas Aryadi.


Ia juga menekankan pentingnya pengurusan hak paten atas teknologi ini sebagai bentuk perlindungan hasil riset sekaligus mencegah klaim dari pihak lain. BRIDA NTB, lanjutnya, siap memfasilitasi komunikasi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk mempercepat proses registrasi paten.


Dengan hadirnya teknologi garam berbasis bakteri halophilic, NTB diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk garam lokal, membuka peluang industri turunan garam, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petambak. Kolaborasi BRIN dan BRIDA NTB ini menjadi langkah strategis menuju produksi garam yang lebih berkualitas, sehat, dan berdaya saing tinggi.