Dr. TGH. Lalu Ahmad Zaenuri 



Haji; Ibadah Sarat Ujian

Oleh: 

Dr. TGH. Lalu Ahmad Zaenuri, Lc, MA

(Anggota Mustasyar Dini/Petugas haji Indonesia 2025) 


Makkah, CatatanNTB.com - Melaksanakan ibadah haji adalah dambaan seluruh umat Islam dimanapun mereka berada. Termasuk umat Islam yang berasal dari Indonesia yang saat ini sedang melaksanakan ibadah haji. 


Islam menjadikan haji sebagai salah satu rukun (tiang) agama hal ini sebagaimana termaktub dalam hadis Rasulullah SAW: " islam didirikan atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, puasa di bulan Ramadhan, serta menunaikan haji atas mereka yang mampu".


Penempatan haji di posisi terakhir yaitu kelima sebagai rukun islam, menunjukkan bahwa haji selain sebagai penyempurna keislaman seseorang, juga menjadi isyarat bahwa ibadah haji merupakan ibadah yang berat dan sarat dengan ujian. Ujian yang dirasakan saat ini oleh sebagian jamaah haji sudah dirasa semenjak dari Indonesia seperti keterlambatan keluar visa yang berdampak kepada penempatan jamaah yang terpisah dari kloter atau rombongan dan bahkan sampai ada yang terlambat mendapatkan kartu pengenal nusuk. Kartu nusuk ini sangat urgen mengingat pemerintah Saudi Arabia menerapkan kebijakan ketat

penyelenggaraan haji 2025. Mereka yang tidak membawa visa haji maka tidak mungkin bisa masuk wilayah Mekkah, apalagi untuk bisa menunaikan ibadah haji. Nah kartu nusuk inilah sebagai pengganti tanda pengenal bagi jamaah. 


Islam memandang bahwasanya kehidupan manusia pasti akan mengalami yang namanya ujian. Dalam al-Quran surat al-anbiya' ayat 35 ditegaskan bahwa Allah SWT pasti menguji manusia dengan suatu yang tidak dikehendaki dalam. Kehidupan ini, dan juga ujian berupa sesuatu yang diinginkan terjadi dalam kehidupannya. 


Maka, hal yang sama dengan haji, setiap orang menginginkan kemudahan, kelancaran dalam proses menjadi haji mabrur, namun kenyataannya tidak sesuai dengan harapan. Inilah yang disebut dengan ujian. Karena itu apapun bentuk ujian yang terjadi dalam proses pelaksanaan haji, sesungguhnya bukan terjadi karena ada unsur kesengajaan dari penyelenggara, tetapi inilah cara Allah SWT menguji setiap hambanya agar menjadi seorang yang mukmin sejati. Rasulullah SAW mengatakan: "sungguh mengagumkan kehidupan seorang mukmin karena semua yang terjadi dalam kehidupannya disikapi dengan cara yang baik, bilamana diuji dengan kesenangan, maka mereka bersyukur, dan bilamana diuji dengan kesulitan ia bersabar, maka hal yang demikian tidak bisa dilakukan kecuali oleh orang mukmin. 


Ujian yang berat dalam pelaksanaan ibadah haji, selain merupakan ujian keimanan, juga menjadi cara Allah swt untuk menyempurnakan pahala seorang hamba-Nya. Bukankah sebaik- baik ibadah itu adalah yang berat ujiannya? Demikian yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanyasabdanya dari Ibnu Abbas RA. 


Karena itu, kalau saat ini pelaksanaan ibadah dirasa terdapat banyak masalah dan kekurangan, maka sebagai umat islam yang baik harus menyikapi semua ini dengan cara yang bijak, serta berhusnuddzan bahwa ini adalah cara Allah untuk menyempurnakan pahala seorang hambanya. Sesungguhnya nilai pahala sesorang di sisi-Nya sebanding dengan tingkat kesulitan dan ujian yang diterima. Karena beratnya pelaksanaan ibadah haji, maka Allah SWT memberikan bonus tertinggi bagi hambanya yaitu berupa surga bagi mereka yang mabrur haji.