![]() |
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM NTB, Yusron Saudi. |
Mataram, CatatanNTB.com – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Nusa Tenggara Barat menggelar Festival Pers dan Literasi yang mendorong penulisan ulang sejarah Muhammadiyah di NTB. Kegiatan yang dipusatkan di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Mataram ini dibuka langsung oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dadang Kahmad, pada Sabtu (30/8/2025).
Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM NTB, Yusron Saudi, menjelaskan bahwa pendokumentasian heritage Muhammadiyah di NTB telah dimulai sejak tahun lalu. Agenda festival kali ini menandai dimulainya penyusunan draf sejarah Muhammadiyah NTB yang hingga kini masih tercecer.
“Selain penulisan sejarah, kita juga mendokumentasikan heritage Muhammadiyah. Misalnya, di Labuhan Haji terdapat dokumen pengakuan Muhammadiyah tahun 1930 yang menjadi bukti otentik keberadaan Muhammadiyah di NTB, juga di Cakranegara. Penyusunan ini dilakukan bersama tim Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama tiga hari ke depan,” ungkap Yusron.
Festival yang digelar di BGTK ini melibatkan berbagai unsur Muhammadiyah NTB, mulai dari humas, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), organisasi otonom, mahasiswa, hingga organisasi pers kampus. Output kegiatan ini di antaranya buku sejarah Muhammadiyah NTB, pendokumentasian dokumen maupun benda bersejarah, serta deklarasi Aliansi Jurnalis Muhammadiyah.
Menurut Yusron, NTB bahkan ditetapkan sebagai pilot project oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam hal pendokumentasian heritage dan pembentukan jaringan jurnalis Muhammadiyah.
Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram, Drs. Abdul Wahab, MA, turut menegaskan pentingnya memahami asal-usul Muhammadiyah di NTB. Ia menyinggung pengalaman pribadinya menulis tesis tentang Muhammadiyah di Sumbawa, yang dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan napak tilas sejarah Muhammadiyah di daerah.
“Saya akan mendorong penuh agar kegiatan ini berjalan maksimal,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWM NTB, Dr. TGH. Falahuddin, M.Ag, menekankan bahwa penyusunan sejarah Muhammadiyah di setiap daerah mendapat dukungan penuh dari Pimpinan Pusat.
“Sejak awal berdiri, KH. Ahmad Dahlan sudah menaruh perhatian besar pada literasi dengan mendirikan Majelis Pustaka. Semangat itu harus kita teruskan dengan menuliskan kembali sejarah Muhammadiyah di NTB yang selama ini tercecer,” tegasnya.
Festival Pers dan Literasi ini meneguhkan komitmen Muhammadiyah dalam mengembangkan budaya literasi, mendokumentasikan sejarah, serta memperkuat peran pers sebagai bagian dari syiar dakwah perserikatan. (Red)
0Komentar