BRIDA NTB Gelar FGD Inovasi riset energy terbarukan 


Mataram, CatatanNTB.com– Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat terus memperkuat langkah menuju kemandirian energi berkelanjutan. Melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Meningkatkan Sinergi Multi-Pihak dalam Riset Energi Baru Terbarukan Indonesia”, BRIDA NTB mendorong kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan riset dan inovasi energi terbarukan (8/10/25).


Kegiatan yang digelar di Aula BRIDA NTB ini dihadiri oleh akademisi, praktisi industri, peneliti, dan perwakilan pemerintah daerah. FGD ini menjadi ruang strategis untuk membahas Peta Jalan Kolaboratif R&D Energi Terbarukan serta memperkuat peran bersama antara perguruan tinggi, dunia usaha, dan pengambil kebijakan dalam mendorong riset yang berdampak langsung bagi masyarakat.


Potensi Besar Energi Terbarukan NTB


Dalam sambutannya, Kepala BRIDA NTB menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa NTB memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang dapat menjadi solusi terhadap tantangan energi di masa depan.


“Selain potensi pengolahan sampah, NTB juga memiliki potensi energi lain seperti rumput laut dan energi surya yang sangat besar. Tantangannya adalah bagaimana potensi tersebut bisa menjadi solusi nyata bagi permasalahan energi di daerah,” ujarnya.


Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya dokumentasi hasil riset dalam bentuk jurnal ilmiah agar dapat diakses secara luas oleh masyarakat, sekaligus menjadi referensi penting dalam pengembangan EBT berkelanjutan di masa mendatang.


Membangun Sinergi Riset Unggulan

Pada sesi pemaparan, Dr. Eng. Obie Farobie, M.Si., menyampaikan materi berjudul “Peta Jalan Kolaboratif untuk R&D Energi Terbarukan dan Peran Akademisi, Industri, dan Pengambil Kebijakan”. Ia memperkenalkan Program RIKUB (Riset Unggulan Berdampak), sebagai wadah kolaboratif antara perguruan tinggi, dunia usaha dan industri (DUDI), serta pemerintah daerah.


“Riset harus mampu menjawab kebutuhan nyata masyarakat. Melalui sinergi multipihak, hasil penelitian dapat diterapkan langsung dan memberi dampak ekonomi yang signifikan,” jelasnya.




Sementara itu, Dr. Eng. Apip Amrullah, S.T., M.Eng., menyoroti pentingnya membangun kolaborasi berbasis empat pilar utama: berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan komunikasi efektif.


Dalam paparannya, ia juga memperkenalkan konsep “Desa Berdaya” — yakni desa hijau yang bebas sampah, mandiri energi, dan berdaya secara ekonomi melalui pemanfaatan potensi lokal. Konsep ini menjadi model pengembangan desa berbasis inovasi yang dapat direplikasi di berbagai wilayah NTB.


Wujudkan NTB sebagai Laboratorium Inovasi Energi


Melalui FGD ini, BRIDA NTB berkomitmen menjadikan Nusa Tenggara Barat sebagai laboratorium inovasi energi terbarukan, tempat berbagai gagasan dan riset dikembangkan untuk menghasilkan solusi nyata bagi ketahanan energi dan kesejahteraan masyarakat.


Kegiatan ini menjadi langkah konkret BRIDA NTB dalam memperkuat ekosistem riset daerah, sekaligus mendukung visi besar Indonesia menuju transisi energi bersih dan berkelanjutan. (Red)