![]() |
| KPU NTB Laksanakan Kegiatan program "speak Up" untuk pelajar gen Z |
Mataram, CatatanNTB.com - KPU Provinsi Nusa Tenggara Barat melaksanakan kegiatan Pendidikan Pemilih Pemula bertajuk “Speak Up: Berani Bersuara, Berani Memilih” di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Mataram, Senin (24/11). Kegiatan tersebut digelar bekerja sama dengan RRI Mataram sebagai upaya meningkatkan kesadaran demokrasi di kalangan pelajar.
Hadir sebagai narasumber Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih dan SDM KPU NTB, Agus Hilman, Kepala MAN 2 Mataram H. Lalu Syauki, serta perwakilan Kanwil Kemenag NTB, Karya Gunawan.
Dalam paparannya, Agus Hilman menegaskan pentingnya peran pemilih pemula sebelum dan setelah Pemilu maupun Pilkada. Ia mendorong para peserta yang didominasi generasi Z agar tidak takut bersuara dan mampu menentukan pilihan secara mandiri.
“Tujuan program Speak Up ini adalah bagaimana siswa-siswi melek politik. Karena usia 17 tahun sudah berhak memilih. Jangan takut berbicara politik,” tegasnya.
Agus juga menjelaskan bahwa pemilu sangat dekat dengan kehidupan pelajar. Ia memaparkan bahwa pada Pilkada 2024 lalu, persentase pemilih muda—milenial dan Gen Z—mencapai 60 persen. Karena itu, generasi muda disebut memiliki pengaruh besar dalam menentukan arah demokrasi.
Namun ia mengingatkan bahwa bersuara harus dilakukan dengan cara yang benar.
“Jangan asal bersuara, jangan asal pilih. Jangan sampai ikut menyebar hoaks, memaksa, melakukan kekerasan atau bullying,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan salah satu siswi mengenai fenomena Gen Z yang kerap menentukan pilihan karena FOMO (Fear of Missing Out), Agus menilai hal tersebut tidak sepenuhnya negatif selama tetap didasari pertimbangan rasional.
“FOMO ada sisi positifnya, bisa meningkatkan partisipasi. Yang paling penting adalah memilih berdasarkan visi dan misi kandidat,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala MAN 2 Mataram H. Lalu Syauki menyambut baik kegiatan edukasi pemilu bagi pelajar. Ia menjelaskan bahwa sekolah selama ini sudah mengadopsi metode penyelenggaraan pemilu dalam proses pemilihan Ketua Organisasi Intra Madrasah (ORSIMA), mulai dari debat, kampanye hingga pencoblosan.
“Hal ini perlu terus dibiasakan agar siswa siap berlabuh di mana pun dan menjadi warga negara yang baik,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Kanwil Kemenag NTB, Karya Gunawan, menitikberatkan pentingnya etika dalam menyampaikan pendapat.
“Etika harus diutamakan, ada tahapan-tahapan dalam penyampaian pendapat,” jelasnya.
Ia juga memaparkan upaya Kemenag dalam mencegah paham radikal di lingkungan pendidikan, salah satunya melalui penerapan kurikulum cinta sebagai bagian dari pembentukan sikap moderat dan toleran di sekolah.

0Komentar